judul yang sangat sesuai untuk sebuah karya sepeda onthel yang hingga kini tetap disukai penggemarnya. bahkan bukan malah berkurang seiring berlalunya zaman. semakin lama semakin membludak peminatnya. termasuk saya sendiri sangat menyukai onthel ini, simplek namanya...berikut ini saya copy artikel tentang onthel ini yang sumbernya dari kang sahid nugroho:http://www.sepedaonthel.com/cerita14_simplex1924.htm
monggo...
PORTFOLIO SIMPLEX 1924 (Minggu, 27/3/11 - Sahid Nugroho)
Akhirnya terjawablah sudah rasa penasaran yang selama ini menghinggapi untuk mengetahui profil sepeda Simplex era sebelum tahun 1930-an. Berdasarkan referensi Katalog 1924, untuk tipe sepeda standar (tidak termasuk tipe sepeda Dients, Transport dan Sport), terdapat 3 varian sepeda Simplex yakni:
Simplex Cyloide
Rijwiel Simplex
Rijwiel Radium.
Untuk ketiga tipe tersebut, Pabrikan Simplex memproduksi 3 ukuran tinggi sepeda Heeren yakni: 580 mm, 620 mm dan 680 mm. Kemudian untuk sepeda Dames, terdapat 3 ukuran tinggi Dames yaitu: 520 mm, 560 mm dan 600 mm. Konfigurasi tinggi sepeda nampak berbeda dengan konfigurasi yang umum pada sepeda Belanda yang lebih baru.
Secara umum, perbedaan mendasar dari ketiga model tersebut adalah pada teknologi as, desain gir dan aksesori sepeda yang diadopsi. Simplex Cyloide menggunakan Cycloide Wielnaaf (Gambar 1) yang populer disebut sistem laker, sedangkan Rijwiel Simplex dan Rijwiel Radium mengadopsi Simplex Trapasnaaf (Gambar 2) yang umum disebut sistem cups and cone. Sistem laker diklaim sebagai sistem as terbaik karena mengurangi gesekan logam hampir 70% sehingga efektif untuk meningkatkan kenyamanan kayuhan. Kemudian hal penting lainnya, tidak ada informasi mengenai perbedaan mutu metalurgi dari ketiga tipe tersebut.
Semua portfolio sepeda Simplex tahun 1924 belum menggunakan sistem rem tromol dan sistem rem torpedo. Pada saat itu hanya ada ada dua sistem teknologi rem yang digunakan. Pertama, rem velg depan dan belakang (karet) yang disebut sebagai Sistem I. Kedua, rem ban (rem tusuk pada ban depan) yang disebut sebagai Sistem II. Sebagai contoh, Simplex Cycloide I berarti sepeda tipe Simplex Cycloide yang menggunakan sistem rem karet.
Perbedaan sistem rem yang diadopsi berpengaruh pada desain setang yang digunakan. Sepeda dengan rem sistem I didesain menggunakan setang deluxe yakni setang dengan tuas rem berada di dalam setang yang selama ini kita kenal sebagai setang cycloide elite. Sedangkan sepeda dengan rem sistem II memakai setang polos sebagaimana setang torpedo dengan tuas rem tusuk depan yang banyak ditemui pada sepeda Jerman. Kedua tipe setang tersebut menjadi perlengkapan standar untuk Simplex Cyloide, Rijwiel Simplex dan Rijwiel Radium. Cirikhas lainnya yang berhubungan dengan pilihan sistem rem adalah bahwa sepeda dengan rem Sistem I menggunakan velg vernikkel, sedangkan sepeda dengan rem Sistem II memakai velg hitam dihiasi lis kuning emas.
Bilamana dilihat dari perspektif kelas produk, Simplex Cycloide adalah tipe premium , disusul Rijwiwl Simplex sebagai sepeda kelas menengah, dan terakhir sepeda kelas ekonomi adalah Rijwiel Radium. Sebagai varian termahal, Simplex Cycloide didandani dengan beberapa aksesori sepeda yang eksklusif yang terdiri dari pedal luxe kelas satu, sadel alternatif merek Terry, dan velg Prima. Sedangkan aksesori lainnya, ternyata relatif sama dengan Rijwiel Simplex dan Rijwiel Radium yakni free wheel Coventry, rantai Coventry, Prima kettingkast, ban Simplex, sadel Brooks atau sadel Sans. Khusus untuk velg ada catatan perbedaan yakni Rijwiel Simplex menggunakan velg Westwood, sedangkan Rijwiel Radium memakai velg non merek.
Pada Gambar 3 terlihat varian Simplex Dames Cycloide dengan rem Sistem I atau rem velg depan dan belakang. Desain sepeda dames ini tampak berbeda dengan sepeda dames Belanda tahun 1920-an yang pada umumnya menggunakan dua keni di tengah frame yang melengkung sebagaima populer dikenal pada sepeda Burgers. Pada spatbord belakang terlihat jaring-jaring kornetten sebagai aksesori standar untuk sepeda dames yang bermanfaat mencegah rok pengendara masuk ke ruji-ruji roda.
Kemudian pada Gambar 4 bisa diamati Simplex Heeren Cycloide dengan rem Sistem II. Gir tengah sebagai ciri utama, nampak mengadopsi desain palang tiga yang populer disebut di Indonesia sebagai gir Mercy. Disebut gir Mercy karena menyerupai simbol merek mobil mewah dari Jerman (Lihat Gambar 6). Gir serupa ternyata tidak spesial hanya untuk tipe Cycloide, tetapi juga diterapkan pada varian kedua yakni Rijwiel Simplex baik untuk rem Sistem I maupun Sistem II sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Fakta ini akhirnya memberi pencerahan bahwa Gir Mercy tidak hanya untuk tipe Cycloide.
Barangkali menjadi sebuah fakta menarik, bahwa pada semua varian sepeda Simplex yang ditawarkan pada tahun 1924, tidak menggunakan setopan. Ada dua dugaan yang berkembang. Dugaan pertama, kondisi lalulintas di jalanan negeri Belanda pada jaman itu, dapat dipastikan relatif sepi, sehingga praktis setopan tidak terlalu penting karena resiko kecelakaan relatif kecil. Dugaan kedua, pada waktu itu desain setopan adalah menyatu dengan lampu depan sebagaimana dapat kita temui pada tipe lampu depan minyak atau karbit pada jaman tersebut, yang memiliki reflektor di bagian belakang lampu yang berfungsi sebagai setopan saat berjalan di malam hari.
Pembahasan selanjutnya adalah pada varian ketiga yang disebut sebagai Rijwiel Radium. Pada referensi Katalog Simplex tahun 1930-an, saya tidak menemukan perbedaan visual yang spesifik pada tipe ini dibandingkan dengan Simplex Cycloide maupun Rijwiel Simplex. Karena rata-rata gambar sepeda ditampilkan lengkap dengan kettingkast tertutup. Akhirnya rahasia bisa terbuka setelah melihat Katalog Simplex 1924. Rijwiel Radium mengadopsi desain gir tengah dengan pola 5 lingkaran berkeliling sebagaimana terlihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. Ini barangkali menjadi temuan penting yang belum diketahui banyak orang sebelumnya. Selama ini, orang hanya mengenal 3 tipe gir tengah untuk sepeda Simplex, yakni gir Mercy, gir William berbentuk 5 huruf Y "tegak" dan gir William dengan 5 huruf Y "miring".
Temuan penting lainnya yang perlu digarisbawahi adalah bahwa setang deluxe dengan model tuas rem masuk di dalam setang sesungguhnya adalah komponen sepeda yang bersifat universal pada semua varian sepeda Simplex. Jadi bukan hanya eksklusif untuk varian Simplex Cycloide saja. Namun demikian, pada Katalog tahun 1930-an, varian setang tersebut memang hanya diterapkan pada Simplex Cycloide Elite dan Simplex Priesterrijwiel. Sedangkan varian sepeda lainnya pada tahun 1930-an seperti misalnya Simplex Cycloide Kruisframe hanya menggunakan setang model biasa yang kita kenal sebagai setang Simplex Neo. Demikian ulasan mengenai Portfolio Sepeda Simplex Era 1924, semoga bermanfaat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sepeda Simplex yang memang sangat nge-ROCK ini.